top of page

Pria mengonsumsi lebih banyak daging ketika ‘maskulinitas’ mereka terancam, ungkap penelitian



Penelitian yang diterbitkan oleh University of Hawaii mengungkapkan bahwa laki-laki menambahkan lebih banyak daging secara rutin ke dalam pola makan mereka, ketika mereka merasa maskulinitas mereka terancam. Menurut penelitian tersebut, laki-laki bereaksi terhadap "ancaman terhadap identitas gender mereka" dengan "kompensasi maskulinitas berlebih," sebuah fenomena dimana laki-laki "melakukan pendekatan ekstrim dari perilaku maskulin untuk ‘mengembalikan’ kejantanan mereka". Karena laki-laki cenderung melihat daging sebagai representasi kekuatan, salah satu mekanisme tersebut diekspresikan dalam pilihan makanan mereka, yang “dipengaruhi oleh ideologi hegemoni maskulinitas yang membuat mereka merasa tertekan untuk menyesuaikan diri, demi mempertahankan maskulinitas mereka”.



Maskulinitas sering diartikan sebagai bagian dari ‘penaklukan’ dan pemeliharaan kekuasaan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan simbol-simbol kekerasan, penindasan, dan dominasi.


Salah satu perilaku yang terbukti berkorelasi dengan persepsi laki-laki tentang maskulinitas adalah konsumsi daging merah: “Laki-laki menggunakan daging sebagai simbol maskulinitas untuk mengkompensasi perasaan “kurang jantan” karena harus berada di dalam kondisi yang “mengancam maskulinitas”. Dengan melakukan hal itu mengidentifikasi mereka dengan perilaku yang sesuai gender mereka (konsumsi daging), akan mempertahankan representasi diri mereka terhadap ancaman maskulinitas” ungkap penelitian tersebut. Laki-laki yang lebih terikat pada gagasan maskulinitas konvensional cenderung membentuk perilaku mereka sesuai dengan “standar”nya. Karena konsep tersebut berdasar pada peran laki-laki konvensional, maka laki-laki akan merasa terancam terhadap apa pun yang dianggap terlalu feminin.


Jika kamu adalah pria yang kejantanannya tidak terancam oleh tumbuhan, buatlah pilihan yang lebih baik untuk kesehatanmu, planet, dan hewan dengan mengikuti tantangan vegan kami di sini: 21hariveg.org


bottom of page