top of page

PBB: Butuh Pergeseran Besar ke Pola Makan Nabati untuk Memerangi Perubahan Iklim



Sebuah laporan yang tersebar dari Intergovernemental Panel on Climate Change (IPCC), badan PBB untuk sains yang terkait dengan perubahan iklim, menyatakan bahwa, kecuali kita dapat emngubah cara dunia menghasilkan makanan dan mengelola lahan, mustahil untuk menjaga dunia untuk tetap berada dalam suhu yang aman.


“Perubahan iklim memperburuk tingkat degradasi tanah melalui peningkatan intensitas curah hujan, banjir, kekeringan, angin, kenaikan permukaan laut, dan gelombang pasang,” disebutkan dalam laporan tersebut.


Kondisi planet kita telah mencapai titik di mana mungkin tidak akan ada jalan untuk kembali. Juni 2019 dianggap sebagai bulan terpanas yang tercatat, menurut European Satelite Agency, dengan suhu lebih dari 2°C di atas normal. Suhu rata-rata global tidak pernah lebih tinggi dari ini sebelumnya!


Kami pernah berbicara tentang laporan lain yang ditulis oleh pakar hak asasi manusia Philip Alston, yang mengatakan bahwa krisis iklim yang meningkat dapat membahayakan hak dasar manusia, menciptakan “apartheid iklim”.


“Perubahan iklim mengancam memundurkan kembali kemajuan yang telah dicapai dalam 50 tahun terakhir dalam aspek pembangunan, kesehatan global, dan pengurangan kemiskinan,” kata Alston.



Waktunya untuk memerangi perubahan iklim dengan lebih efisien!


Dalam memerangi gas rumah kaca, aktivis iklim (dan seharusnya, semua orang) harus melampaui bahasan mengenai kendaraan, pabrik, dan pembangkit listrik. Karena jika tidak, solusi yang disepakati hanya akan berujung pada kegagalan, karena pertanian, kehutanan, dan permasalahan penggunaan lainnya menghasilkan hampir seperempat dari emisi gas rumah kaca di planet ini.


Peternakan bertanggung jawab atas lebih banyak gas rumah kaca, dibandingkan dengan gabungan seluruh emisi alat transportasi di dunia! Namun di tahun 2016, hanya JBS, Cargill, dan Tyson, tiga dari perusahaan daging terbesar di dunia, yang dinilai bertanggung jawab untuk emisi gas rumah kaca yang besarnya lebih dari keseluruhan yang dihasilkan Perancis. Jika digabungkan, lima perusahaan daging terbesar bertanggung jawab atas lebih banyak polusi dari yang dihasilkan perusahaan-perusahaan minyak terbesar, seperti Exxon, Shell, dan BP.


Laporan IPCC yang baru juga menekankan bahwa lahan harus dikelola dengan lebih mempertimbangkan aspek keberlanjtuan, sehingga dapat melepaskan lebih sedikit emisi karbon dibandingkan yang dihasilkan saat ini. Lahan gambut dan tandus perlu dipulihkan dengan menghentikan skema drainasi, konsumsi daging harus dihentikan untuk mengurangi produksi metana, dan sampah sisa makanan juga harus dikurangi.


Pergeseran besar ke pola makan nabati juga merupakan solusi yang penting. “Konsumsi makanan yang sehat dan berkelanjutan, seperti yang berbahan dasar biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran, memberikan peluang besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” kata IPCC.


PBB adalah pejuang lama dari pola makan nabati berbasis tumbuhan. Baru-baru ini, mereka merilis sebuah video yang mengatakan bahwa makanan tanpa daging adalah tren global, dengan alasan bahwa sangat penting untuk mengurangi konsumsi daging untuk mencegah degradasi lingkungan.


Apakah Anda juga seorang yang peduli dengan lingkungan? Sudah waktunya untuk mengambil tindakan. Mengurangi, atau bahkan menyingkirkan seluruhnya konsumsi produk hewani dari pola makan Anda!

bottom of page